Perkembangan Tarekat (Thariqah) Syadziliyah di Indonesia, Khususnya di Wilayah Sulawesi Tenggara Beserta Silsilah Sanadnya

Tarekat dalam khazanah Islam merupakan cara seseorang dalam bersuluk untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebagai kebutuhan spiritual,  tarekat banyak diminati di kalangan umat Islam, dengan tujuan untuk dapat memperbaiki diri, baik secara dzahir maupun batin.

Diketahui bahwa di Indonesia, ada banyak tarekat yang berkembang dengan pengikutnya yang tersebar dimana-mana, diantaranya yakni tarekat Qadiriyah, tarekat Naqsabandiyah, tarekat Qadiriyah wa Naqsabandiyah, tarekat Syattariyah, tarekat Idrisiyah, tarekat Alawiyyah, tarekat Khalwatiyah, tarekat Rifa’iyah, tarekat Sammaniyah, dan tarekat Syadziliyah.

Yang terakhir disebutkan, yakni tarekat Syadziliah adalah salah satu tarekat yang berkembang di Indonesia khususnya bagian jawa dan juga cukup berkembang di bagian Sulawesi hingga ke wilayah Sulawesi Tenggara.

Tarekat Syadziliyah ini merupakan tarekat yang dipelopori oleh Syaikh Abul Hasan Asy Syadzili.

Nama lengkapnya adalah Abul Hasan Asy Syadzili al-Hasani bin Abdullah Abdul Jabbar bin Tamim bin Hurmuz bin Hatim bin Qushay bin Yusuf bin Yusya’ bin Ward bin Baththal bin Ahmad bin Muhammad bin Isa bin Muhammad bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib r.a dan Fatimah al-Zahra binti Rasulullah SAW.

Nama kecil Syaikh Abul Hasan Asy Syadzili adalah Ali, gelarnya adalah Taqiyuddin, julukanya adalah Abu Hasan dan nama populernya adalah Asy Syadzili. Abu Hasan lahir di sebuah desa yang bernama Ghumarah, dekat kota Sabtah pada tahun 593 H (1197 M). Ia menghapal al-Quran dan pergi ke Tunis ketika usianya masih sangat muda. Ia tinggal di desa Syadzilah. Oleh karena itu, namanya dinisbatkan kepada desa tersebut meskipun ia tidak berasal dari desa tersebut.

Secara pribadi Syaikh Abul Hasan Asy Syadzili tidak meninggalkan karya tasawuf, begitu juga muridnya, Syaikh Abul Abbas al-Mursi, kecuali hanya sebagai ajaran lisan tasawuf, doa, dan hizib. Syaikh Ibnu Atha’illah as-Sakandari atau nama lengkapnya Syaikh Ahmad ibnu Muhammad Ibnu Atha’illah As-Sakandari adalah orang yang pertama menghimpun ajaran-ajaran, pesan-pesan, doa dan biografi keduanya, sehingga khasanah tarekat Syadziliyah tetap terpelihara.

Ibnu Atha’illah juga orang yang pertama kali menyusun karya paripurna tentang aturan-aturan tarekat Syadziliyah, pokok-pokok serta prinsip-prinsipnya, bagi angkatan-angkatan setelahnya. Melalui sirkulasi karya-karya Ibnu Atha’illah, tarekat Syadziliyah ini mulai tersebar hingga ke berbagai negara.

Sebagaimana tarekat mukthabarah lainnya, tarekat Syadziliyah juga bersumber langsung dari Rabb Allah Jalla Jalaaluh. Ajaran tarekat, atau jalan, atau cara, atau metode menuju kepada Allah SWT tersebut lalu disampaikan melalui malaikat Jibril Alaihissalam kepada Nabiyyuna Rasulullah SAW dan oleh Rasulullah diajarkan kepada para sahabat.

Dari sahabat-sahabat Rasulullah kemudian diajarkan kepada para muridnya. Lalu, oleh muridnya itu kemudian diajarkan kepada muridnya pula. Demikian seterusnya, turun-temurun sampai akhirnya kepada Syaikh Abdus Salam bin Masyisy.

Baca Juga :  Saat Buka STQH, Wagub Sultra Apresiasi Kabupaten Kolaka Yang Jadi Lumbung Penghapal Al Qur'an

Selanjutnya, oleh Syaikh Abdus Salam, ajaran tersebut kemudian diajarkan kepada Syaikh Abul Hasan Asy Syadzili. Setelah ajaran ini diterima oleh Syaikh Abul Hasan, lalu oleh beliau, selang beberapa tahun kemudian, ajaran ini dikembangkan dan disebarluaskan kepada masyarakat umum berikut dengan ajaran-ajaran tasawufnya. Oleh karena itu, di kemudian hari murid-murid beliau mengaitkan ajaran tarekat tersebut dengan nama beliau dengan sebutan tarekat Syadziliyah.

Dan dengan penyebaran ajaran tarekat Syadziliyah yang begitu berkembang pesatnya ini sehingga dari jalur murid Syaikh Abul Hasan yakni Syaikh Abul Fathi al Maidumi inilah tarekat Syadziliyah masuk dan berkembang hingga di Indonesia.

Sementara untuk di wilayah Sulawesi Tenggara, tarekat Syadziliyah ini dikembangkan oleh seorang tokoh mursyid muda, Kiai Nurkholis, S.Pd., bin Hudori, yang bermukim di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Ia telah mulai membai’at sejak tahun 2012. Mursyid muda yang juga merupakan Ketua Umum Forum Kiai Sulawesi Tenggara ini banyak didatangi oleh orang-orang yang ingin berguru kepadanya sebagai murid tarekatnya.

Murid-muridnya saat ini terdiri dari muslim dan muslimah yang berasal dari berbagai daerah di Sulawesi, Kalimantan dan Jawa. Yang berguru kepadanya bukan saja orang-orang dari kalangan biasa, namun ada pula dari kalangan para tokoh baik kiai, ustadz, maupun pimpinan pondok pesantren dan juga orang-orang yang berpendidikan formal dari kalangan cendikiawan, guru maupun dosen.

Bahkan salah satu muridnya yang sekaligus dibai’at sebagai mursyid adalah Kiai Al Habib Mas Ahmad Gholib Basyaiban bin Kiai Al Habib Mas Ahmad Zahid Basyaiban, yang merupakan salah satu cicit dari Baginda Nabi Muhammad SAW. Yang sekarang menjadi Pimpinan Pondok Pesantren Darussalam Kota Surabaya.

Kiai Nurkholis yang saat ini juga menjabat sebagai Ketua LBMNU (Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama) Sulawesi Tenggara ini selalu tetap istiqamah dalam memimpin para murid tarekat walaupun disamping kesibukannya sebagai Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Hidayah Al Mincis Kolaka (sebuah pondok pesantren yang dijuluki sebagai pondok pesantren Jawa Timurnya Sulawesi Tenggara). Ia juga merupakan seorang kiai serta da’i yang memberikan bimbingan dan pencerahannya kepada warga sekitar pondok dan juga warga luar.

Kiai Nurkholis bin Hudori ini adalah alumni dari Pondok Pesantren Salafiyah Patok Bengkung Jawa Barat. Juga alumni Pondok Pesantren Nurul Iman Randu Kuning Jawa Barat, alumni Pondok Pesantren Al ‘Atiq Jawa Tengah dan alumni Pondok Pesantren Al Ikhlas Jawa Tengah.

Baca Juga :  Saat Buka STQH, Wagub Sultra Apresiasi Kabupaten Kolaka Yang Jadi Lumbung Penghapal Al Qur'an

Kiai Nurkholis mendapat bai’at dan kemursyidan saat sudah memimpin pondok pesantren dari gurunya KH. Mushlihuddin Zuhri Pimpinan Pondok Pesantren Al Ikhlas Jawa Tengah. Dari masa mondok, ia sudah dipanggil kiai oleh guru smp-nya di Jawa dan oleh para masyarakat saat sedang berkunjung ke rumah kakek-neneknya serta diberikan gelar kiai muda oleh para tokoh kiai, ustadz, cendikiawan dan dosen.

Berikut Silsilah Sanad Guru Mursyid Tarekat Syadziliyyah Indonesia
dari Guru Mursyid Syaikh Nurkholis bin Hudori Kolaka (Ketua Umum Forum Kiai Sulawesi Tenggara).

Allah Jalla JalaaluhJibrilAlaihis Salaam – Nabiyyuna Muhammad Shallallaahu ‘alaihi
wa-sallam

  1. Sayyidina Ali bin Abi Thalib
  2. Sayyid Hasan bin Ali wa bin Fathimah az-Zahra
  3. Sayyid Abu Muhammad Jabir bin Abdullah
  4. Sayyid Abu ‘Utsman wa Abu Muhammad Sa’id al-Ghazwani
  5. Sayyid Abu Muhammad Fathus Su’udi
  6. Sayyid Sa’ad
  7. Sayyid Abu Muhammad Sa’id ash-Shafi
  8. Sayyid Abil Qasim Ahmad al-Marwani
  9. Sayyid Abu Ishaq Ibrahim bin Ahmad bin Isma’il al-Khawwashi
  10. Sayyid Zainuddin Muhammad al-Qazwini
  11. Sayyid Syamsuddin Muhammad at-Turkimani
  12. Sayyid Tajuddin Muhammad at-Turkimani
  13. Sayyid Abul Hasan Nuruddin Ali
  14. Sayyid Fakhruddin
  15. Sayyid Taqiyyuddin al-Fuqairi ash-Shufi
  16. Sayyid Abdurrahman al-Hasani al-Madani
  17. Sayyid Abdussalam bin Masyisy
  18. Sulthanul Auliya Sayyid Syaikh Abul Hasan Ali Asy-Syadzili
  19. Sayyid Abul Abbas Al-Mursi
  20. Sayyid Abul Fathi Shadruddin Muhammad bin Muhammad al-Maidumi
  21. Sayyid Taqiyyuddin al-Wasithi
  22. Sayyid al Hafidzh Ahmad bin Ali al-Qalqasyandi
  23. Sayyid Nur Al Qarafi
  24. Sayyid Abul Irsyad Ali bin Muhammad bin Abdurahman al-Ajhuri
  25. Sayyid Muhammad bin Abdul Baqi bin Yusuf az-Zurqani
  26. Sayyid Muhammad bin al-Qasim as-Sakandari Ash-Shabbaghi
  27. Sayyid Yusuf adh-Dhariri asy-Syaibani
  28. Sayyid Muhammad al-Bahiti
  29. Sayyid Ahmad Minatullah al-Maliki al-Azhuri al-Makki
  30. Sayyid Ali bin Thahir al-Madani
  31. Syaikh Muhammad Shalih Muftil Anam Al-Hanafi
  32. Syaikh Idris Zamakhsyari
  33. Syaikh Abdul Mu’id
  34. Syaikh Abu Hamid
  35. Syaikh Hasbullah Jawil Wustha
  36. Syaikh Nur Hakim Jawil Wustha
  37. Syaikh Mushlihuddin Zuhri Jawil Wustha
  38. Syaikh Nurkholis bin Hudori Kolaka

Sumber : (Nyai 1, Siti Fatimah, S.Pd.)
Editor : Agus
26363

Respon (12)

  1. minta share silsilah tarikat ya… just for education.. Jazakallah anna khairan kathira

  2. Adakah jalur tarekat Syadziliyah yang melalui Sidi Ibnu Atha’illah, dan Sidi Abdul Wahhab Asy-Sya’rani.. ?

  3. Kpd.Yth : Hadrotusyeh torekoh Assadiliyah Kami ingin Baiat tallqinn torekoh Assadiliyah yg Deket di daerah kami di Indramayu kami mohon petunjuk serta bimbingan kpd Hadrotusyeh.

    1. Walaikumslm, silahkan hubungi narasumbernya kiai Nurkholis, atau Ponpes Nurul Hidayah Al Mincis Kabupaten Kolaka. Atau hubungi nomor redaksi layarsultra.com nanti kami berikan nomor beliau

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *