Konsel  

Sebanyak 207 Kader Organisasi Tawon Sultra Ikuti Ditsus dan Ditsar, Tumbuhkan Jiwa Mepokoaso

Para kader organisasi Tawon saat mengikuti ditsus dan ditsar di Pantai Pasir Putih Konsel

LAYARSULTRA.COM, KONSEL – Organisasi Tamalaki Wonua Ndolaki (Tawon) menggelar diklat khusus (ditsus) serta diklat dasar (ditsar) yang diikuti oleh 207 kadernya, bertempat di Pantai Pasir Putih, Desa Watumelewe, Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), Sabtu (13/3/2021).

Ketua Tawon Sultra Ahmad Baso, menjelaskan bahwa ditsus dan ditsar yang digelar ini merupakan gelombang yang ke 10 sejak terbentuknya organisasi Tawon sekitar 5 bulan lalu. Dan jumlah anggota yang telah bergabung se-Sultra sebanyak 1.656.

“Untuk di wilayah Konsel ini sudah yang ke empat kali kami laksanakan Ditsus Tawon. Tujuan dilaksanakannya Ditsus kepada kader baru ini untuk mendidik dan melatih secara khusus serta memberikan pengetahuan dan kompetensi dasar terkait budaya suku Tolaki,” ucap Ahmad Baso.

“Hal ini guna membentuk mental dan pola pikir kepada kader baru, untuk selalu menghargai adat istiadat, cagar budaya suku Tolaki, seperi kalosara dan peninggalan-peninggalan bersejarah suku Tolaki,” imbuhnya.

Selain itu, ditsus dan ditsar juga bertujuan untuk menumbuhkan jiwa ‘mepokoaso’ (bersatu), menumbuhkan jiwa gotong royong, saling membantu sesama, menumbuhkan jiwa toleransi baik itu sesama suku Tolaki maupun suku lainnya yang mendiami Bumi Anoa ini.

Baca Juga :  Kesejahteraan dan Peningkatan Kapasitas Masih Minim, Asosiasi BPD Konsel Desak Pemda Segera Terbitkan Perda Tentang BPD

Kepada kader Tawon, Ahmad berharap agar selalu menjaga marwah Tamalaki Wonua Ndolaki untuk selalu menjunjung tinggi adat istiadat budaya Tolaki serta patuh terhadap aturan pemerintah dan tidak melakukan tindakan kriminal.

Ahmad menegaskan kepada seluruh kader yang tergabung dalam organisasi Tawon jika melakukan hal-hal yang melanggar hukum, maka dirinya tak segan-segan untuk memberikan sanksi atau mengeluarkan dari organisasi Tawon.

“Sebab organisasi Tawon ini tidak boleh ditunggangi oleh kepentingan tertentu dan tidak dapat di intervensi oleh pihak manapun. Dan kader Tawon di didik bukan untuk sok jagoan seperti preman, melainkan digembleng untuk menjadi manusia yang patuh terhadap adat istiadat budaya Tolaki serta peraturan-peraturan yang ada,” tutupnya.

(Redaksi) 784

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *