Para pengurus PDPM Kabupaten Konsel berfoto bersama Ketua PWPM Sultra usai dilantik
LAYARSULTRA.COM, KONSEL – Pengurus Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) bersama dengan Pengurus Lembaga Amil Zakat, Infaq, Sadaqah Muhammadiyah (LAZISMU) Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra), telah resmi dilantik dan dikukuhkan pada Sabtu, (27/3/2021) bertepatan 13 Sya’ban 1442 Hijriah.
Pelantikan ini dihadiri oleh Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Sultra Laode Azizul Kadir dan Ketua Badan Lazismu Sultra Muh Syukur. Keduanya sekaligus memimpin pelantikan dan pengambilan sumpah janji para pengurus PDPM dan Lazismu Kabupaten Konsel.
Selain itu, hadir juga Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sultra Alifuddin, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Konsel Beangga Harianto, serta Ketua dan Pengurus Pimpinan Daerah Aisyiyah Konsel.
Hadir juga Kepala BPKAD Konsel Sahlul yang mewakili Pj Bupati, Anggota DPRD sekaligus Kasat Banser Wawan Suhendra, Ketua KPU Aliudin, Ketua Bawaslu Hasni, perwakilan Kemenag Konsel, perwakilan Kapolres Konsel, jajaran Direksi BPR Bahteramas, unsur Forkopimda serta tokoh masyarakat lainnya.
Dalam sambutannya, Ketua PWPM Sultra Laode Azizul Kadir berharap untuk para Pengurus Pemuda Muhammadiyah Konsel yang baru saja dilantik ini untuk segera membangun gerakan dengan merancang program-program apa saja yang akan dijalankan kedepannya.
“Pengurus Pemuda Muhammadiyah Konsel yang baru saja dilantik ini merupakan hasil mukhtamar periode 2018-2022. Dan saya harapkan kepada para pengurus untuk segera bergerak dengan program-program kedepan yang akan dilakukan,” kata Azizul usai melantik PDPM Konsel.
Selain itu, Azizul juga mengingatkan kembali bahwa Persyarikatan Muhammadiyah dan Pemuda Muhammadiyah ini memiliki peranan yang cukup besar bersama Nahdlatul Ulama (NU) dan organisasi lainnya dalam memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia.
“Oleh karena itu dengan peranan yang cukup besar tersebut, sudah seharusnya Pemuda dan Persyarikatan Muhammadiyah untuk bersinergi dengan pihak lain dalam turut andil membangun negara dan bangsa. Karena Pemuda Muhammadiyah ini terbentuk dari gerakan akar rumpun bawah,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Lazismu Sultra Muh. Syukur mengatakan bahwa Lazismu ini berdiri pada tahun 2002 serta dikukuhkan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional (Laznas). Dan baru pada tahun 2011 diterbitkannya undang-undang yang menjadi dasar terbentuknya Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) oleh pemerintah yang menjadi induk dari seluruh lembaga amil zakat yang ada di Indonesia.
“Jadi Lazismu ini sudah lebih dulu terbentuk sebelum adanya Baznas. Dan sudah banyak sekali kiprah yang telah dilakukan oleh Lazismu dalam menjalankan misi kemanusiaan dengan menyalurkan harta yang telah dikumpulkan dari para muzakki kepada orang-orang yang membutuhkan (mustahiq),” jelas Muh. Syukur usai melantik Pengurus Lazismu Konsel.
Sedangkan untuk Lazismu wilayah Sulawesi Tenggara baru terbentuk sekitar 1,5 tahun yang lalu ditengah awal munculnya Pandemi Covid-19. Namun demikian, Lazismu Sultra ini telah banyak berkiprah dalam menjalankan misi kemanusiaannya dengan membantu masyarakat yang membutuhkan.
“Lazismu Sultra ini baru 1 tahun lebih terbentuk, namun sudah banyak kegiatan yang kami lakukan, diantaranya melakukan penghimpunan donasi untuk membantu korban bencana gempa di Sulbar (Mamuju dan Majene) serta memberangkatkan tim bersama relawan dari Disaster Managemen Muhammadiyah ke tempat-tempat bencana dan melakukan pembagian ribuan paket sembako kepada masyarakat di Kota Kendari, Konawe, Konsel, Konkep dan lainnya,” ungkapnya.
Muh. Syukur menambahkan bahwa kerja utama dari Lazismu ini adalah melakukan penghimpunan zakat, menyalurkannya serta melakukan pencatatan untuk pelaporan administrasi sebagai bentuk tanggungjawab terhadap amanah yang telah dipercayakan oleh masyarakat.
“Yang paling berat itu adalah melakukan pengadministrasian atau pelaporan. Kalau perkara menghimpun dan menyalurkan zakat itu cepat dilakukan. Dan biasanya banyak lembaga yang kurang memperhatikan dalam hal pelaporan, padahal ini sangat penting untuk membangun serta menjaga kepercayaan ditengah masyarakat,” imbuhnya.
Perlu diketahui bahwa organisasi Muhammadiyah ini merupakan organisasi yang berbasis sosial keagamaan, sebagaimana yang disampaikan oleh Sekretaris PWM Alifuddin. Ia pun mengatakan sejauh ini, Muhamnadiyah telah memiliki 22 ribu PAUD Aisyiyah dan 3 perguruan tinggi Aisyiyah yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Sedangkan untuk perguruan tinggi Muhammadiyah sebanyak 176 universitas yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk di Sultra ini terdapat 3 Universitas Muhammadiyah yang berada di Kendari, Bau-Bau dan Wakatobi. Saya harapkan di Kabupaten Konsel ini dapat berdiri juga Universitas Muhammadiyah. Karena tidak lama lagi akan berdiri Pondok Pesantren Tahfidz Al Qur’an Muhammadiyah di Konsel,” ungkapnya.
Reporter : Agus 999