Didin Ardiansyah Asril
Penulis : Didin Ardiansyah Asril
Presiden Joko Widodo memang memiliki ketidaksempurnaan dalam memimpin Republik Indonesia, namun hal itu masih dirasakan lebih baik kepemimpinan Joko Widodo daripada pemimpin sebelumnya.
Saya melihat apa yang dilakukan oleh Pak Jokowi tentu tidak sempurna. Tapi, jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya, dan hasilnya itu nyata.
Menurut saya, saat Jokowi membangun jalan raya, jembatan dan infrastruktur lainnya banyak yang nyinyir. Memang, nyinyirisme ini sebagai paham baru bahwa apa yang disampaikan atau dikerjakan seorang pemimpin itu tidak ada untungnya. Bahkan, sebagian kalangan hanya bisa memaki-maki saja.
Nah, semestinya yang bisa menerjemahkan adalah kita yang di daerah, itulah yang hari ini suara harus kita edukasi. Tentu saja ketidaksempurnaan itu kita mesti jangan selalu baperan ketika ada mereka yang memberi koreksi kepada kita.
Seperti ketika pembangunan infrastruktur jalan tol, jembatan, bendungan dan lainnya yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo di sejumlah daerah. Ada beberapa kepala daerah baik bupati atau wali kota yang beranggapan bahwa kampungnya nanti bakal menjadi kota mati.
Padahal pemikiran seperti itu keliru. Mestinya kepala daerah berfikir positif dengan adanya jembatan atau jalan tol yang dibangun itu dapat mempermudah akses.
Dengan adanya jembatan atau tol kita seharusnya berfikir aksesnya lebih gampang, seperti pembangunan Jembatan Teluk Kendari yang menghubungkan sisi kawasan Kota Lama dengan Kecamatan Poasia.
Yang mana mereka sebelumnya harus menyeberangi Teluk Kendari menggunakan perahu atau memutari Teluk Kendari sejauh kurang lebih 20 kilo meter.
Namun sejak adanya Jembatan Teluk Kendari tersebut masyarakat dapat memangkas waktu tempuh dari sebelumnya memerlukan waktu sekitar 30 menit, sekarang hanya memerlukan waktu sekitar 3 menit perjalanan saja.
Maka, kalau kita berbicara outcome dari pembangunan infrastruktur seorang Pak Jokowi, sebenarnya pertumbuhan ini mulai muncul luar biasa. Tentu saja, pada saat yang sama pukulan keras terjadi karena adanya pandemi COVID-19.
Catatan : Didin Ardiansyah Asril, merupakan mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) dan seorang kader dari Himpunan Mahasiswa Samaturu Sulawesi Tenggara (Himsamu Sultra) 947
Respon (1)