Rokhmin Dahuri bersama rombongan mengunjungi pasar ikan di Piru. Foto istimewa
Seram Bagian Barat – Pakar Kelautan dan Perikanan IPB, Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS., mengemukakan bahwa Provinsi Maluku, khususnya Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), bisa menjadi lumbung ikan nasional. Hal itu ia tegaskan pada Seminar Pembangunan Daerah Sektor Kelautan dan Perikanan yang diadakan oleh Pemda Kabupaten Seram Bagian Barat di Piru, Kamis (4/3/2021).
Seminar tersebut dibuka oleh Bupati Seram Bagian Barat Drs. M. Yasin Payapo, MPd. Acara itu juga dihadiri oleh Dr. Lukman Malanuang, Hj. Dhifla Ola, SH., Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku, dan seluruh Kepala Dinas Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB).
Dalam paparannya, Rokhmin menjelaskan ada empat tanda untuk menjadi lumbung ikan nasional, diantaranya adalah volume produksi ikan dan produk perikanan lainnya di Provinsi Maluku lebih besar dari pada kebutuhan (demand)-nya secara berkelanjutan (sustainable), industri pengolahan hasil perikanan berkelas dunia dan Sistem Logistik Perikanan yang terkoneksi dengan Global Supply Chain System yang dipasarkan ke wilayah Indonesia lainnya dan diekspor dengan harga sesuai ‘nilai keekonomian’.
“Selain itu, seluruh pelaku usaha perikanan (nelayan, pembudidaya ikan, pengolah hasil perikanan, dan pedagang) bisa hidup sejahtera (income) di atas 300 dolar AS (Rp 4,2 juta)/orang/bulan),” kata Prof Rokhmin dalam rilis yang diterima Layarsultra.com.
Rokhmin menguraikan model pembangunan kawasan industri kelautan dan perikanan terpadu untuk mewujudkan Provinsi Maluku (khususnya Kabupaten Seram Bagian Barat) sebagai lumbung ikan nasional. Yang pertama memperhatikan sarana produksi, yakni kapal ikan, alat tangkap, pakan, dan benih.
“Kedua, memperhatikan infrastruktur, yang mencakup pelabuhan, bandara, jalan, listrik, Telkom dan internet, serta air bersih,” kata Rokhmin yang membawakan makalah berjudul ‘Pembangunan Kelautan dan Perikanan Terpadu Berbasis Inovasi Meningkatkan Daya Saing, Pertumbuhan Ekonomi Berkualitas dan Kesejahteraan Masyarakat Secara Berkelanjutan di Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku’.
Ketiga, sektor kelautan dan perikanan yang dikembangkan mencakup pariwisata bahari, perikanan tangkap, perikanan budidaya, dan industri pengolahan.
Saat ini potensi perikanan tangkap di Provinsi Maluku mencapai 1,64 juta ton/tahun. Sedangkan potensi perikanan budidaya 2 juta ton/tahun. Total sekitar 3,6 juta ton.
Terkait pasar, Rokhmin mengemukakan, jangan hanya terpaku pada pasar lokal. “Produk kelautan dan perikanan Kabupaten Seram Bagian Barat juga harus membidik pasar nasional dan ekspor,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Rokhmin juga memaparkan status dan tantangan pembangunan Kabupaten Seram Bagian Barat. Antara lain, angka kemiskinan mencapai 25,16 persen (tertinggi ke-4 di Maluku), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) /kapita Rp 17,50 juta (terendah ke-2 di Maluku), dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 65,49 (peringkat-6 di Maluku).
Ia pun memaparkan keadaan umum, potensi dan tingkat pemanfaatan ekonomi kelautan dan perikanan Kabupaten Seram Bagian Barat. Kemudian, ia menjelaskan peta jalan pembangunan menuju Kabupaten Seram Bagian Barat yang maju, sejahtera, mandiri, dan diberkahi Tuhan Yang Maha Esa. Termasuk di dalamnya menjadikan Maluku (khususnya Kabupaten Seram Bagian Barat) sebagai lumbung ikan nasional.
Dalam rangkaian kunjungan kerjanya di Kabupaten Bagian Barat, Rokhmin Dahuri dan rombongan berkesempatan mengunjungi pasar ikan di Piru, pelabuhan di Hatu, tempat pelelangan ikan di Waeyoho, Desa Kawa, dan tempat penyulingan minyak kayu putih di Dusun Kotania .
Reporter : Fauzan
Editor : Agus
1112