Konsel  

DPRD Konsel Gelar Kajian Antar Daerah di Lima Lokasi Tugas

LAYARSULTRA.COM, KONSEL – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) telah melaksanakan Kajian Antar Daerah (KAD) di lima titik lotus (lokasi tugas), mulai 23 hingga 26 Juni 2021.

Kelima lotus tersebut yakni pada Balai Besar Vetruner Maros Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), di Dinas Perhubungan Kabupaten Maros, di Desa Kepel, Kecamatan Kare, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, di Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar dan di Desa Wana Giri, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali.

Kajian Antar Daerah (KAD) ini terkait pengembangan penggemukan sapi dan kesehatan hewan, Dana Bagi Hasil (DBH) retribusi bandara, budidaya dan pengembangan tanaman Porang, perencanaan dan pengembangan obyek destinasi pariwisata, dan peranan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam membangun dan mengelola pariwisata.

Dalam KAD tersebut, Ketua DPRD Konsel Irham Kalenggo beserta Wakil Ketua I Armal melakukan kajian di Dinas Perhubungan Kabupaten Maros, Sulsel terkait Dana Bagi Hasil (DBH) retribusi bandara yang diterima langsung oleh Sekretaris dan Kepala Bidang Perhubungan Udara Dinas Perhubungan Kabupaten Maros.

Dalam penjelasan tim teknis oleh Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Maros menjelaskan bahwa pengelolaan Bandar Udara Hasanuddin Makassar sepenuhnya ada dalam kewenangan Provinsi Sulawesi Selatan, sehingga untuk pengutipan retribusi di Bandara untuk Kabupaten ke bagian retribusi untuk ruang parkir Bandara, dimana Kabupaten Maros menerima bagi hasil dari retribusi tempat parkir Bandara melalui Dinas Pendapatan Sulsel.

Di lain tempat, Wakil Ketua II Hj. Hasnawati beserta Ketua Komisi II Tasman Lamuse dan Anggota Komisi II lainnya melakukan KAD pada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan di Maros.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan ini memiliki balai yang membawahi 10 provinsi yang bergerak dalam pengembangan bibit unggul ternak dan kesehatan hewan dan beberapa waktu lalu pihak balai telah berkunjung ke Kabupaten Konsel melakukan penyuluhan dalam rangka mendorong masyarakat untuk melakukan kegiatan peternakan dan pencegahan penyakit hewan, dimana Kabupaten Konsel merupakan sentra produksi bibit sapi unggul berdasarkan keputusan Menteri Pertanian.

Sementara itu, Wakil Komisi II Sutiono beserta Anggota DPRD lainnya melakukan KAD di Desa Kepel Kecamatan Kare, Madiun, Jatim, yang diterima langsung oleh Ketua Kelompok Tani pada Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) Porang Kepel, Suyanto.

Baca Juga :  Kapolri Tinjau Vaksinasi Massal Berhadiah di Ranomeeto, Bupati Konsel Turut Mendampingi

Dalam kesempatan itu, Suyanto menjelaskan bahwa kurang lebih 10 tahun ia telah mengembangkan tanaman porang. Berdasarkan pengalaman di lapangan, yang perlu menjadi perhatian utama dalam mengembangkan porang adalah lahan yang cukup bersih dan keadaan PH tanah, cara pemupukan serta pengobatan hama dan penyakit pada tanaman porang.

Dalam revolusi pola tanam budidaya dan mengembangkan tanaman porang bukan bertujuan untuk menggeser tanaman pangan serta tanaman produktif yang ada. Dengan menanam porang, diharapkan dapat memanfaatkan lahan di sela-sela tanaman produktif, terlebih untuk lahan tidur, karena ini dapat menambah nilai perekonomian para petani Indonesia.

Di tempat yang berbeda, Ketua Komisi III Herman Pambahako beserta Anggota Komisi III lainnya melakukan KAD di Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar, Bali dan merupakan kabupaten yang memiliki daya tarik wisata terbanyak di antara 9 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Bali.

Salah satu faktor yang berperan penting dalam pengembangan destinasi pariwisata tersebut adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang berperan sebagai faktor kunci dalam mewujudkan keberhasilan kinerja untuk mendukung pengembangan pariwisata itu sendiri.

Dijelaskan oleh Kepala Bidang Destinasi Pariwisata I Gusti Ngurah Susatia Putera bahwa dengan belum berakhirnya pandemi Covid-19 ini, pendapatan di sejumlah obyek wisata yang dikelola oleh pemerintah terus mengalami keterpurukan.

Bahkan sesuai data yang masuk, dulunya pendapatan dari DTW (Daya Tarik Wisata) yang dikelola oleh Pemerintah Daerah dapat mencapai 100 juta per hari, kini sejak pandemi pendapatan tersebut turun drastis hanya berkisar antara 5 jutaan per hari.

Sedangkan Ketua Komisi I Nadira beserta anggotanya melakukan KAD di Desa Wana Giri, Buleleng, Bali, yang diterima langsung oleh Kepala Desa Made Suparanton serta Ketua Bumdes Wana Giri Made Darsana dan Kelompok Pengelola Pariwisata Desa Wana Giri.

Mengawali pertemuan itu, Nadira menjelaskan tentang profil potensi pariwisata di Kabupaten Konsel serta memberikan pertanyaan di antaranya bagaimana pembagian hasil usaha yang dilakukan Bumdes untuk penguatan modal, PAD desa, operasional pengurus dan untuk dana sosial serta bagaimana pengelolaan Bumdes yang dilakukan oleh para kepala desa yang kemudian dihubungkan dengan usaha pariwisata sebagai bagian dari PAD desa maupun PAD kabupaten.

Baca Juga :  Tidak Miliki Niat Jahat (Mens Rea), Supriyani Dituntut Bebas oleh JPU

Ketua Bumdes menyampaikan bahwa terkait pembagian hasil kegiatan simpan pinjam yang dikelola oleh Bumdes yaitu simpan pinjam untuk masyarakat dikenakan bunga 1 persen, untuk penguatan modal 30 persen, PAD desa 20 persen, dana sosial 5 persen, 10 persen tim verifikasi dari desa, 15 persen untuk hasil usaha pengurus, 10 persen operasional pengurus untuk kegiatan yang telah direncanakan dalam 1 tahun anggaran dan 10 persen untuk biaya pengelolaan konservasi hutan.

Sedangkan usaha yang paling bagus pendapatannya adalah usaha wisata dan usaha komoditi kopi. Mengenai kontribusi pihak Pemerintah Daerah maupun Pusat tetap mengharapkan pembinaan, pengawasan dan memberikan support pada pelaku-pelaku usaha yang ada di desa.

Repoeter : Agus 467

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *