LAYARSULTRA.COM, KENDARI – Mahasiswa Farmasi Universitas Halu Oleo (UHO) melakukan kegiatan sosialisasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya vaksinasi, cara penyimpanan obat dan tanaman obat yang baik untuk dikonsumsi dan cara penggunaanya dalam meningkatkan daya tahan tubuh ditengah pandemi melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 30 hari di Kelurahan Andonuhu, Kecamatan Poasia, Kota Kendari.
Kegiatan KKN ini dilakukan dengan langsung turun di lapangan ditengah pandemi, namun dalam pelaksanaannya sangat memperhatikan protokol kesehatan dan mahasiswa yang melaksanakan kegiatan tersebut sebelum turun kelapangan telah mengikuti vaksinasi.
Nur Alifa, S.Farm., M.Kes., apt., Anggota DPL dan selaku Ketua Jurusan Farmasi UHO, mengatakan bahwa dalam kegiatan KKN Tematik Farmasi UHO kali ini memiliki tiga kegiatan utama, yaitu DAGUSIBU
(Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang), Sosialisasi Vaksin, dan Penamaman serta pemanfaatan tanaman toga.
“Yang pertama mahasiswa KKN tematik UHO menjelaskan cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan, serta membuang obat yang baik dan benar kepada warga Kelurahan Anduonohu melalui program sosialisasi DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang),” ucap Nur Alifa, Selasa, (7/9/2021).
Kegiatan yang diadakan di Posyandu Kelurahan Anduonohu pada 12 Agustus 2021 ini diikuti 30 responden yang merupakan warga setempat. Mahasiswa mensosialisasikan DAGUSIBU face to face agar masyarakat dapat menerapkannya pada kehidupan sehari-hari.
Nur Alifa menambahkan bahwa dimasa pandemi ini kekhawatiran orang akan meningkat, terkadang penggunaan obat tidak terkontrol, sehingga kita harus mensosialisasikan pada masyarakat bagaimana penggunakan obat yang baik dan benar agar tidak menimbulkan efek yang buruk pada masyarakat.
“Sosialisasi dagusibu ini merupakan salah satu program dari KKN Tematik Farmasi UHO untuk melihat pengaruh pada pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat yang baik dan benar sebelum dan sesudah sosialisasi. Saat kegiatan Posyandu sedang berlangsung, pre-test dan post-test dilaksanakan untuk mengevaluasi keberhasilan sosialisasi ini. Kegiatan ini semakin menarik saat melihat respon masyarakat yang positif melalui pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan tentang kehidupan sehari-harinya dalam penggunaan obat,” jelasnya.
“Target kegiatan ini adalah peningkatan kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat. Hasil kegiatan ini dapat terlihat dari hasil pre-test dan post-test yang mengalami peningkatan sebanyak 41,7%,” ujar Ketua Tim DAGUSIBU.
Sementara kegiatan yang kedua, kata Nur Alifa adalah sosialisasi vaksin. Sebagaimana informasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan pernyataan bahwa kasus Covid-19 adalah pandemi yang telah menelan jutaan korban di dunia. Sebagai langkah untuk mengurangi penularan Covid-19, pemerintah Indonesia tengah menggalakkan program vaksinasi sehingga tercapainya kekebalan kelompok di masyarakat atau herd immunity. Namun, upaya memfasilitasi penerimaan, memastikan kepercayaan publik terhadap keamanan dan efektivitas vaksin menjadi sangat penting. Sebagai langkah awal masyarakat harus memahami terlebih dahulu apa itu vaksin, bagaimana keamanan dan kehalalan, serta manfaat vaksin dalam rangka meningkatkan imunitas tubuh di masa pandemi Covid-19 khususnya di kalangan masyarakat awam RT 008 RW 003, Kelurahan Anduonohu, Kecamatan Poasia, Kota Kendari.
“Pelaksanaan sosialisasi vaksin Covid-19 kepada masyarakat ini dilakukan dengan pemberian pre test, edukasi tentang gambaran umum, keamanan, kehalalan dan manfaat vaksin, pembagian leaflet dan post test terkait vaksin. Selama sosialisasi, masyarakat di RT 008 RW 003 Kelurahan Anduonohu memberikan respon yang aktif terlihat dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan selama proses sosialisasi berlangsung. Penilaian evaluasi kegiatan sosialisasi ini dilihat berdasarkan nilai skor pre test dan post test masyarakat selaku responden. Nilai skor pre test responden rata-rata sebesar 71,7% dan skor post test 91,67%. Berdasarkan nilai rata-rata tersebut menunjukkan bahwa peningkatan pengetahuan peserta sebesar 81,68%. Masyarakat bertambah yakin dan percaya bahwa Covid-19 tidak dapat dianggap sebagai hal yang sepele dan harus melaksanakan vaksinasi Covid-19 dalam rangka meningkatkan imunitas tubuh di masa pandemi ini,” ungkapnya.
Nur Alifa melanjutkan bahwa yang ketiga penanaman dan pemanfaatan tanaman toga. Dalam kegiatan ini terdapat 10 jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengobatan.
“Adapun tanamannya, yaitu sambiloto (Andrographis paniculata), sereh merah (Cymbopogon nardus), pepaya (Carica papaya), jahe (Zingiber officinale), kunyit (Curcuma longa), lidah buaya (Aloe vera), daun dewa (Gynura divaricata), patah tulang (Euphorbia tirucali), daun sirih (Piper betle), dan daun miana (Coleus scutellarioides). Tanaman obat keluarga selain dapat mengobati, juga dapat mencegah penyakit dengan meningkatkan kekebalan tubuh dan peningkatan kekebalan tubuh ini sangat dibutuhkan ditengah pandemic, agar kita tidak terserang penyakit,” tutupnya.
Reporter : Muh Ainul 678