Foto ilustrasi
LAYARSULTRA.COM, Kendari – Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang terletak di Kecamataan Puuwatu, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), diduga sengaja memperjualbelikan Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis premium ke kendaraan tangki rakitan dan kendaraan yang melakukan pengisian berulang-ulang, Sabtu (25/9/2021).
Dari pantauan media ini di lokasi, tampak antrian kendaraan roda dua dan roda empat mengular panjang dan terdapat beberapa kendaraan yang melakukan pengisian dengan durasi yang cukup lama yang diduga menggunakan tangki rakitan atau tangki tambahan.
Seperti yang terjadi dalam pengisian di kendaraan roda empat Avanza warna silver berplat kuning, dan mobil Sigra warna orange yang seharusnya pengisian dengan ukuran tangki normal hanya berkapasitas 45 liter, namun yang terjadi lebih dari kapasitas tersebut.
Selain itu, terdapat mobil Fortuner yang turut melakukan pengisian BBM jenis premium yang seharusnya tidak diperbolehkan mendapat BBM bersubsidi. Dan parahnya lagi, Fortuner warna putih ini justru melakukan pengisian secara berulang kali yang diduga melakukan penimbunan BBM subsidi.
Salah satu pengendara roda dua yang hendak mengisi premium mengeluhkan lamanya antrian tersebut, terlebih lagi antrian motor dan mobil dicampur menjadi satu sehingga membuat waktu tunggu antrian membutuhkan waktu yang sangat lama.
“Saya sebagai pengendara merasakan waktu antri pengisian sangat lama karena dicampur antrian mobil dan motor. Dan beberapa mobil saya lihat ada yang memuat tangki tambahan di dalam mobilnya untuk menimbun BBM subsidi. Seharusnya pihak berwajib dan pihak Pertamina mengawasi pendistribusian BBM subsidi ini sehingga tepat sasaran kepada masyarakat yang berhak menerima,” ungkap Irwan yang dari tadi ikut mengantri.
Ketika awak media ini menanyakan ke petugas SPBU, petugas tersebut mengelak jika telah mengisikan BBM premium ke kendaraan bertangki rakitan. Ia berdalih jika pengisian yang agak lama itu dikarenakan adanya pemrograman nosel setiap kali pengisian.
“Ini setiap beberapa kali pengisian harus diprogram pak jadi membutuhkan waktu yang lama pengisiannya,” ungkap salah satu petugas SPBU di Puuwatu ini.
Bahkan salah satu pengawas SPBU itu tampak marah-marah ketika dipertanyakan lamanya durasi pengisian pada beberapa mobil yang diduga memang menggunakan tangki rakitan atau tangki tambahan.
“Sudah mi kalau begitu stop saja itu pengisian premium supaya tidak ada yang ribut mengantri,” ucapnya dengan nada marah.
Sementara itu, pemilik SPBU yang sekaligus sebagai Ketua Hiswana Migas Sultra H. Rahman ketika dikonfirmasi via telpon menyampaikan bahwa saat ini pengisian BBM subsidi baik jenis premium maupun solar telah menggunakan digitalisasi yang tercatat dalam mesin EDC sehingga semua riwayat pengisian tercatat dan dapat dipantau secara langsung.
“Saat ini untuk pengisian BBM subsidi telah tercatat secara digitalisasi melalui mesin EDC sehingga tidak bisa melakukan penyalahgunaan karena semua riwayat pengisian tercatat, mulai dari plat nomor kendaraan, jumlah pengisian dan total pembayarannya, dan kami bisa printoutkan catatan itu” jelasnya.
(Redaksi) 1371