Penulis : Hendro Nilopo
Direktur AMPUH Sultra
OPINI : Kabupaten Konawe Utara yang berada di Sulawesi Tenggara merupakan daerah yang kaya akan SDA (Sumber Daya Alam) dan salah satu yang menjadi primadona di daerah ini adalah kekayaan nikelnya yang melimpah ruah.
Seharusnya kekayaan mineral yang dimiliki oleh Kabupaten Konawe Utara ini dapat menjadi keuntungan bagi kami masyarakat Kabupaten Konawe Utara. Namun sayangnya realita yang terjadi saat ini sangat jauh dari ekspektasi atau harapan kami sebagai anak daerah.
Sebagai anak daerah, kami hanya bisa menjadi penonton di daerah kami sendiri ketika kekayaan alam kami sedang dirampok dan dihabisi oleh para mafia tambang yang hanya ingin merasakan keuntungan tanpa memikirkan nasib kami dan daerah kami.
Dulu di daerah kami, berjejer gunung-gunung yang ditutupi oleh hutan yang lebat berwarna hijau, kini menjadi gundul tak beraturan.
Dulu di daerah kami, sungai-sungai sangat jernih bahkan menjadi sumber rejeki bagi kami, namun kini tiada lagi, yang tersisa hanyalah aliran lumpur menyerupai warna ‘kotoran sapi’.
Lantas semua itu salah siapa? Kemana kami harus mengeluh?
Para pemangku kebijakan yang diberikan kewenangan oleh negara untuk menjaga pengelolaan sumber daya alam agar berjalan sesuai dengan ketentuan perundang – undangan, justru kerap terlibat menjadi backingan para pengusaha nakal atau mafia pertambangan.
Dari pemerintah daerah hingga pemerintah pusat kami sambangi, untuk menitipkan harapan kecil kami agar pengelolaan sumber daya alam di daerah kami dapat di benahi. Akan tetapi semua menjadi sia-sia ketika yang menjadi alasan adalah “investasi”.
Lantas investasi itu untuk siapa? Apa yang sudah diberikan investasi itu untuk daerah kami?
Sebagai anak daerah, kami tidak pernah anti terhadap investasi. Tetapi yang kami inginkan adalah investasi yang sehat serta pengelolaan sumber daya alam yang baik serta terjalinnya simbiosis mutualisme antara investor (pengusaha) dengan masyarakat. Itulah yang menjadi harapan utama bagi kami. Agar kelak anak cucu kami bisa merasakan hasil dari kekayaan alam yang daerah kami miliki.
Di luar sana, daerah kami dijuluki daerah tambang, daerah dolar bahkan disebut juga kampung investor. Apa gunanya?
Ratusan investor pertambangan dari berbagai penjuru wilayah berlomba-lomba untuk bisa menikmati kekayaan nikel yang ada di Kabupaten Konawe Utara.
Dari Tondowatu hingga Tetewatu berjejer tambang-tambang nikel maupun tambang batu. Tapi apakah tambang-tambang yang itu menjadi jaminan akan kesejahteraan? Ekspektasi iya tetapi realitanya berbeda, penambangnya yang tertawa karena sejahtera sedangkan masyarakatnya yang menderita karena bencana.
Ketika hujan datang banjir siap menerjang dan ketika kemarau tiba debu-debu beterbangan melalang buana. Apakah akan dibiarkan begitu saja?
Semoga pemerintah pusat dibawah kepemimpinan bapak Presiden Ir. H. Joko Widodo bisa mendengarkan secercah rintihan dan harapan (asa) dari kami anak daerah. 463