Dirga Mubarak (jaket hitam berpeci) bersama pengusaha peternak ayam broiler di Kolono.
LAYARSULTRA.COM, KONSEL – Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) Dirga Mubarak mengunjungi peternak ayam broiler yang terletak di Desa Alosi, Kecamatan Kolono, Kabupaten Konsel, Jumat (23/12/2022).
Kunjungan Dirga ke Desa Alosi itu untuk memenuhi undangan dari pengusaha lokal peternak ayam broiler yang diinisiasi oleh salah satu pengusaha lokal Harislan.
Dalam kunjungan tersebut, Dirga Mubarak disambut oleh Kepala Desa Alosi Belu, Pendamping Desa Herman dan sejumlah pengusaha lokal ayam broiler.
Kepala Desa Alosi Belu menyampaikan bahwa di Desa Alosi sendiri terdapat 25 Kepala Keluarga (KK) yang memiliki usaha di bidang peternakan ayam broiler.
Dirga Mubarak (jaket hitam berpeci) saat berdialog bersama Kepala Desa Alosi dan sejumlah pengusaha lokal peternak ayam broiler.
“Disini ada 25 pelaku usaha ayam broiler. Para peternak ayam broiler ini melakukan pola kemitraan/contract dengan perusahaan,” kata Belu.
Belu menambahkan, bentuk kerjasama yang dilakukan adalah dengan sistem usaha kemitraan kontrak dimana perusahaan bertindak sebagai penyedia sapronak (DOC, vaksin, dan lainnya). Sedangkan peternak menyediakan kandang dan peralatannya serta biaya operasional pemeliharaan.
“Pada saat panen, peternak akan dipotong biaya sapronak serta hasil panen akan diambil oleh perusahaan,” imbuhnya.
Harislan, mewakili para pengusaha lokal peternak ayam broiler menyampaikan kendala yang dialami oleh penguasa lokal yakni mahalnya pakan serta DOC atau bibit yang dikenakan oleh perusahaan tempat mereka bermitra.
“Dengan mahalnya harga pakan dan bibit maka hal itu mempengaruhi keuntungan yang akan diperoleh para peternak,” jelas Harislan.
“Apalagi modal untuk membuat kandang kapasitas 4000 ekor cukup besar kurang lebih 200 juta,” ungkapnya.
Harislan menyebut, metode kemitraan dengan perusahaan ini terdapat kelebihan dan kekurangannya.
Kelebihan dari sistem kontrak ini peternak mendapatkan jaminan pemasaran dan kepastian harga ayam. Selain itu juga mendapat bantuan modal kredit sapronak dan bimbingan teknis.
Sedangkan kelemahan dari sistem ini adalah keuntungan peternak lebih sedikit karena ada tambahan harga sapronak. Selain itu ketika harga ayam di atas nilai kontrak, maka harga ayam dalam perhitungan laba rugi tetap menggunakan harga kontrak yang berlaku.
Dengan adanya pertemuan ini, para pengusaha peternak ayam broiler di Kecamatan Kolono berharap HIPMI Kabupaten Konsel dapat hadir memberikan solusi.
Menanggapi hal itu, Dirga Mubarak memberikan saran kepada pengusaha peternakan ayam broiler dengan mencoba pakan alternatif untuk menyiasati tingginya harga pakan.
“Saya sangat mengerti betul dengan kegundahan yang dialami oleh para pengusaha ayam broiler ini. Untuk menyiasati mahalnya pakan, maka saya sarankan mencoba menggunakan pakan magot dari lalat BSF yang kebetulan akan saya ternakkan,” ucap Dirga.
“Saya tampung semua keluh kesah dan kendala dari pengusaha peternakan ayam broiler Desa Alosi dan saya akan lakukan koordinasi dengan anggota legislatif yang mungkin dapat memberikan solusi terkait kendala ini,” tutupnya.
(Redaksi/Agus) 662