Masyarakat Desa Malaringgi Bakal Nikmati Listrik PLTS UNDP Access Project

LAYARSULTRA.COM, KONSEL – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe Selatan (Konsel) mendukung pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Malaringgi, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konsel.

Technical Analyst Access Project, Aulia Nadira mengatakan pembangunan PLTS ini bagian dari proyek accelerating clean energy to reduce inequality (access), sebuah proyek bersama UNDP dan Kementerian ESDM yang didukung oleh Korea International Cooperation Agency (Koica).

“Tujuan utama dari proyek Access adalah menyediakan akses listrik dari energi terbarukan, khususnya tenaga surya, ke desa-desa terpencil. Pembangunan fisik PLTS di Desa Malaringgi ditargetkan tuntas Desember 2023, untuk selanjutnya di serahterimakan ke masyarakat desa melalui BUMDES,” kata Aulia, Jumat (27/10/2023).

Sementara itu Kepala Bidang Energi Baru Terbarukan Dinas ESDM Sultra Dewi Rosaria Amin mengatakan pembangunan PLTS ini untuk mendukung masyarakat memiliki kesetaraan dan keberlanjutan akses atas layanan dasar untuk meningkatkan kesejahteraan.

“Desa Malaringgi dipilih untuk diusulkan mendapat bantuan ini, salah satunya karena desa ini masuk daerah terisolir. Pengusulannya sendiri dari tahun 2019. Semoga program ini bisa sesuai target agar masyarakat Desa Malaringgi bisa mendapatkan layanan listrik,” jelasnya.

Progres pembangunan PLTS di Desa Malaringgi cukup progresif. Bahkan sekitar 12 orang perwakilan Pemerintah dan UNDP Uzbekistan datang langsung belajar pembangunan dan pengelolaan PLTS ke Desa Malaringgi, Rabu (25/10) lalu.

Kunjungan pihak Uzbekistan itu diterima dan didampingi langsung UNDP Access Project Indonesia bersama Dinas ESDM Sulawesi Tenggara, Pemkab Konsel melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), Pemerintah Kecamatan, dan Pemerintah Desa Malaringgi, serta masyarakat setempat. Pihak Uzbekistan tertarik belajar terkait keterlibatan masyarakat Malaringgi dalam proses konstruksi.

“Yang datang ini adalah perwakilan dari UNDP di negara Uzbekistan, perwakilan Kementerian Keuangan Uzbekistan dan Kementerian Pembangunan serta perwakilan dari Wakil Bupati dan Walikota di suatu Kota di Uzbekistan,” kata Avazbek Ishbaev selaku penerjemah dari Uzbekistan.

Ia menjelaskan pemerintah Uzbekistan dan UNDP negaranya datang untuk belajar terkait pembangunan PLTS di Desa Malaringgi. “Kami dari Uzbekistan ingin melihat dan belajar secara langsung proses pembangunan pembangkit listrik tenaga surya, karena di Desa Malaringgi menerima projek ini dan pembangunannya sedikit lagi siap untuk dioperasikan,” ujarnya.

Sementara itu Fasilitator Access UNDP, Abadi membeberkan tahun 2021 dirinya sebagai fasilitator Access program UNDP mulai sosialisasi rencana pembangunan PLTS tersebut.

“Setelah sosialisasi awal, pihak kami menemui Bupati Konsel H Surunuddin Dangga meminta kesediaan menerima hibah bantuan tersebut. Setelah memperoleh dukungan dari pimpinan daerah, kami merekrut unit pengelola lokal operator,” jelasnya.

Tuntas langkah awal pembangunan PLTS dilanjutkan dengan pembangunan BUMDES yang atas kesepakatan bersama masyarakat Desa Malaringgi bernama BUMDES Mataiwoi. Secara musyawarah desa, salah satu unit usahanya adalah pengelolaan PLTS.

“BUMDES ini telah mendapat legalitas dari Kementerian Hukum dan HAM RI. Pengelola BUMDES dan lokal operator telah diberikan pelatihan dasar ke Jakarta. Setelahnya dilakukan sosialisasi terkait konstruksi PLTS ke masyarakat,” terangnya.

Baca Juga :  Hasil Real Count Pilkada Kabupaten Konsel 2024 Menempatkan Paslon Irham Wahyu Posisi Teratas

Proses konstruksi itu, kata Abadi yang cukup memakan waktu. Karena lokasi awal yang dinyatakan layak oleh Kementerian ESDM, namun pihak kontraktor menyatakan kurang layak.

“Akhirnya kami mencari lokasi alternatif, dari lima lokasi yang diajukan terpilih satu lokasi yang dinyatakan layak. Yang awalnya hibah, berubah menjadi hak guna pakai selama 20 tahun. Untuk tanahnya tanpa biaya apapun,” ujarnya.

Selanjutnya pihak UNDP melakukan survei yakni meninjau kembali dan menilai bahwa Desa Malaringgi sudah sangat layak menerima pembangunan PLTS itu. Setelah beres soal lokasi, selanjutnya mendatangkan pekerja dan material untuk kontruksi pembangunan tersebut.

“80 persen warga Desa Malaringgi terlibat jadi tenaga kerja lokal pembangunan PLTS. Bahkan material batu dan pasir memanfaatkan sumber daya yang ada di desa. Masyarakat setempat sangat antusias, bahkan pepohonan masyarakat yang dilewati kabel rela ditebang,” imbuhnya.

Kini pembangunan PLTS tinggal menunggu lampu jalan, kabel DC untuk menyambung dari panel ke AKI. Setelahnya akan dilakukan uji coba. Keberadaan PLTS ini selain untuk penerangan, juga untuk mendorong pengembangan pelaku usaha lokal desa (UMKM) dengan memanfaatkan energi listrik.

“PLTS ini dengan biaya konstruksi kurang lebih Rp 10 miliar akan menjadi aset milik Desa Malaringgi. Dan nanti akan di serahterimakan oleh pihak UNDP,” ungkap Abadi.

Setelah PLTS beroperasi dipastikan sudah ada iuran yang disepakati masyarakat yang dikelola melalui BUMDES. Ada dua macam iuran yang akan disepakati. Yakni iuran untuk rumah tangga, dan untuk UMKM. Untuk masyarakat kebutuhan rumah tangga akan memperoleh listrik berkapasitas 900 watt, dan pelaku UMKM 1200 watt per hari selama 24 jam.

“Untuk iuran yang dikelola BUMDES peruntukannya 70 persen demi pemeliharaan PLTS. Contohnya pergantian suku cadang peralatan yang rusak lima tahun yang akan datang. Utamanya baterai yang tidak murah, kemudian biaya operasional dan laba yang diterima juga menjadi pendapatan asli desa. Sehingga Desa Malaringgi menjadi mandiri secara keuangan desa,” terang Abadi selaku fasilitator Access UNDP di Desa Malaringgi.

Kepala Bidang Usaha Ekonomi Desa DPMD Konsel, Irfantri mengatakan Pemkab Konsel khususnya DPMD Konsel sedari awal terus mendukung pembangunan PLTS di Desa Malaringgi. Utamanya dalam membina dan mendampingi BUMDES. Karena kedepannya, BUMDES itulah yang akan mengelola PLTS.

“Kami mendampingi BUMDES dalam hal kelengkapan struktur kelembagaan, manajerial, dan pengelolaan termasuk pelaporan keuangan. Karena iuran yang akan disepakati nantinya sangat penting dikelola sebaik mungkin guna biaya maintenance atau pemeliharaan. Makanya kami bersama fasilitator memberi perhatian khusus untuk BUMDES di Desa Malaringgi,” ujarnya.

Dikatakannya, salah satu support konkrit yang dilakukan Pemda Konsel dalam hal ini DPMD Konsel yakni mendampingi pemerintah desa guna mencetak SDM yang berkualitas dalam mengelola BUMDES dan PLTS. Sehingga dalam pengalokasian dana desa pihaknya merekomendasikan untuk menganggarkan pelatihan bagi pengurus BUMDES.

Baca Juga :  Amankan Natal dan Tahun Baru, Polres Konsel Gelar Apel Pasukan Operasi Lilin Anoa 2021

“Karena BUMDES dengan salah satu unit usahanya yakni PLTS, harus dikelola oleh orang-orang yang benar-benar mampu. Sehingga tidak menimbulkan masalah di kemudian hari,” ujarnya.

Berikutnya, DPMD Konsel juga gencar melakukan monitoring dan evaluasi serta workshop-workshop yang diselenggarakan DPMD Konsel untuk seluruh BUMDES di Konawe Selatan.

“Yang terpenting, Bapak Bupati Konsel sangat mendukung dengan dikeluarkannya Peraturan Bupati yang mengatur tentang BUMDES. Jadi semua yang berkaitan dengan badan usaha milik desa, baik itu pengelolaan, manajemen, dan strukturnya diatur dalam Perbup tersebut,” pesannya.

Kepala Desa Malaringgi, Sarifuddin mengungkapkan masyarakat sangat antusias terkait kedatangan pemerintah dan UNDP Uzbekistan. Ia mengatakan program PLTS tersebut sangat didukung masyarakat. Kendati demikian ia tak menampik untuk pembangunannya terjadi sedikit dinamika. Namun hal tersebut bukan masalah panjang, karena semua bisa dituntaskan secara kekeluargaan.

“Pembangunan PLTS di desa kami sudah mencapai 85 persen. Dan pembangunannya masih terus berjalan hingga seratus persen bisa dimanfaatkan,” ujarnya.

Dirinya menerangkan selama ini untuk kebutuhan layanan listrik, masyarakat Desa Malaringgi menggunakan generator atau genset. Namun hal itu sangat terbatas karena biaya. Dan untuk penerangan masyarakat biasa memanfaatkan lampu tembok.

“Harapan kami di Desa Malaringgi bisa secepatnya dialiri listrik dengan PLTS ini. Kemudian prinsipnya PLTS yang dibangun dapat dilakukan pemeliharaan sebaik mungkin agar PLTS dapat terus dimanfaatkan,” harapnya.

Reporter : Agus

795

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *